Minggu, 21 Juni 2015

Exploring Sustainable Practices in Workplace Settings Through Visualizing Electricity Consumption

CECILIA KATZEFF, LOOVE BROMS, LI JONSSON, ULRIKA WESTHOLM, MINNA RASANEN
Abstract
People’s domestic habits are increasingly being targeted to reduce levels of CO2 emissions. Whereas domestic energy consmption has received a lot of attention with several reported studies in sustainable practices, there are very few studies on workplace paractices. Nevertheless, these are considered having much potential for reducing energy consumption. This article presents the findings from two field studies where two different types of prototype for visualizing energy use were designd, implemented and evaluated in different types of workplace settings – factories and offices. The studies used design probes to explore how visual feedback for electricity use was interpreted and acted upon by employees in work settings. A striking observation was that it is very difficult to get people to change to more pro-environmental behavior and practices in a workplace environment. The article discusses why this might be the case.
Defriani Putri (G64120106)

        Penggunaan energi yang dilakukan oleh manusia menjadi salah satu fokus utama pada konsumsi dalam negeri. Efisiensi penggunaan energi pada tempat kerja dapat menghasilkan banyak penghematan ekonomi dan mengurangi emisi gas karbondioksida. Pada sektor rumah tangga, mereka dapat mengubah tingkah laku konsumsi energi mereka secara langsung, misalnya mematikan alat pemanas, dari perilaku tersebut juga dapat memberikan keuntungan tersendiri, yaitu mengurangi biaya tagihan listrik. Pada kantor dan pekerja pabrik mungkin tidak memiliki keleluasaan untuk mengontrol penggunaan energi, seperti tidak dapat mematikan alat pemanas atau mereka tidak perlu membayar tagihan penggunaan listrik. Konsumsi energi paling banyak  dihasilkan pada sektor industri.
          Tindakan dengan tipe yang berbeda dapat digunakan untuk mempengaruhi penggunaan energi dalam industri. Salah satu  caranya dengan kebijakan pemerintah, misalnya meningkatkan pajak pada proses yang berhubungan dengan penggunaan listrik. Namun tindakan pencegahan juga tidak akan berjalan dengan efisisen jika faktor meningkatnya penggunaan energi tidak hanya dari penggunaan alat listrik perusahaan tetapi juga dari tingkah laku, kebiasaan, dan praktek pada tempat kerja yang dilakukan secara individual. Tujuan utama dari kasus ini adalah untuk membuat suatu design yang mampu meningkatkan kepedulian pekerja pada penggunaan listrik mereka dan mampu mengubah kebiasaan dalam penggunaan listrik.
                Pada artikel ini dipaparkan dua studi kasus tentang cara visualisasi penggunaan energi pada sektor industri. Studi kasus yang pertama adalah the factory setting and WATT-LITE Prototype. Pada studi ini informasi mengenai lingkungan kerja dikumpulkan melalui pemberian kuisioner. Pada kuisioner tersebut hal yang ditanyakan mengenai perilaku responden dan berhubungan dengan penggunaan listrik, baik konsumsi listrik pribadi maupun konsumsi listrik pada tempat kerja mereka.  Hasil dari penggalian informasi tersebut digunakan untuk membangun sebuah prototype yang dinamakan watt-lite. Ide yang mendasari pembuatan watt lite prototype adalah membuat statistik energi lebih nyata, membuat suatu visualisasi yang terbuka dan memiliki interaksi sosial.
     Prototype ini berbentuk senter. Ukuran dari sinar yang diproyeksikan oleh senter mengindikasikan konsumsi listrik perusahaan yang dapat berubah seiring waktu.  Jika lingkaran cahaya kecil maka konsumsi listrik perusahaan rendah, jika lingkaran cahaya besar maka konsumsi  listrik perusahaan tinggi. Terdapat tiga senter dalam watt lite prototype, watt lite berwarna abu-abu yang memancarkan cahaya putih menunjukkan pengukuran listrik real time setiap 30 detik. Senter yang lainnya digunakan sebagai titik acuan untuk membandingkan ukuran dan penggunaan lingkaran. Senter dengan cahaya biru dan kabel biru memvisualisasikan penggunaan listrik yang rendah yang dikonsumsi selama sehari, sedangkan senter dengan cahaya orange dan kabel orange memvisualisasikan penggunaan listrik tinggi selama sehari. Dengan menggunakan tiga kombinasi warna yang berbeda, konsumsi listrik real time (berwarna putih) dapat dengan mudah dibandingkan dengan nilai dari cahaya orange dan biru. Watt lite prototpye ini dapat diletakkkan diberbagai tempat diperusahaan, penggunaan watt lite ini dapat memberikan informasi kepada pekerja mengenai seberapa banyak penggunaan listrik dari suatu perusahaan.
                Pada studi kasus kedua mengenai OFFICE WORK AND THE WATT-LITE TWIST PROBE. Studi kedua ini masih menggunakan prototype berupa senter. Tujuannya adalah mendorong keterlibatan aktif dari penggunanya. Perbedaan dengan studi pertama adalah senter ini memvisualisasikan penggunaan listrik dengan menggunakan pie chart, jadi apabila cahaya senter dipantulkan pada suatu bidang maka cahaya tersebut akan menampilkan suatu diagram pie chart yang merepresentasikan penggunaan listrik perusahaan dalam ukuran kWh. Ide dasar yang mendasari pembuatan prototype studi ini sama dengan studi sebelumnya, yaitu ingin membuat statistik energi lebih nyata dan membuat suatu prototype yang terbuka dan mampu melakukan interaksi sosial. Apabila jumlah kWh listrik rendah maka lingkaran yang terbentuk dari cahaya senter kecil, namun apabila penggunaan kWh listrik besar maka akan terbentuk lingkaran besar dari cahaya senter.
             Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa design atau prototype merupakan tentang membuat suatu hal  yang masuk akal dan berguna bagi kehidupan. Adanya  suatu bentuk design visualisasi dari suatu masalah dapat memberikan manfaat kepada pengguna, pada hal ini berhubungan dengan konsumsi listrik untuk perusahaan yang merupakan salah satu sektor yang membutuhkan banyak konsumsi listrik untuk kebutuhan produksi. Pengguna dapat mengetahui berapa besar konsumsi listrik yang telah dipakai, dan dengan adanya informasi tersebut pengguna dapat mengubah tingkah laku pemakaian listrik agar dapat menghemat biaya tagihan penggunaan lustrik yang akan dibayar oleh suatu perusahaan. Namun pada akhirnya suatu perusahaan masih harus berkompetisi dalam hal ekonomi yang artinya penghematan penggunaan energi pada suatu perusahaan sangat sulit dilakukan karena semua itu berhubungan dengan kegiatan produksi.

kajian yang dikomentari
1.http://shellafuribirumardika.blogspot.com/2015/06/experiencing-coincidence-during-digital.html
2.https://ramdhanpohan.wordpress.com/2015/06/21/collapse-informatics-and-practice-theory-method-and-design
3.http://larasaulia30.blogspot.com/2015/06/introduction-to-special-issue-on-theory.html

                

3 komentar:

  1. wah pembahasan yang menarik dari artikel yg juga menarik, nica. :)

    BalasHapus
  2. kajian artikel yang cukup menarik mengenai design visualisasi karena artikel dipaparkan dengan pendahuluan dan kesimpulan yang jelas oleh pengkaji.

    BalasHapus
  3. Konsumsi energi yang tidak dapat terlihat secara langsung oleh mata dapat divisualisasikan dengan baik melalui prototype berupa senter. Kajian yang ditulis di sini menyisipkan gambaran mengenai isi artikel sehingga pembaca yang belum pernah membaca artikel ini dapat ikut memahami isinya.
    Nice work def :))

    BalasHapus