CECILIA KATZEFF, LOOVE BROMS, LI JONSSON,
ULRIKA WESTHOLM, MINNA RASANEN
Abstract
People’s domestic habits are
increasingly being targeted to reduce levels of CO2 emissions. Whereas
domestic energy consmption has received a lot of attention with several
reported studies in sustainable practices, there are very few studies on
workplace paractices. Nevertheless, these are considered having much potential
for reducing energy consumption. This article presents the findings from two
field studies where two different types of prototype for visualizing energy use
were designd, implemented and evaluated in different types of workplace
settings – factories and offices. The studies used design probes to explore how
visual feedback for electricity use was interpreted and acted upon by employees
in work settings. A striking observation was that it is very difficult to get
people to change to more pro-environmental behavior and practices in a
workplace environment. The article discusses why this might be the case.
Defriani Putri (G64120106)
Penggunaan
energi yang dilakukan oleh manusia menjadi salah satu fokus utama pada konsumsi
dalam negeri. Efisiensi penggunaan energi pada tempat kerja dapat menghasilkan
banyak penghematan ekonomi dan mengurangi emisi gas karbondioksida. Pada sektor
rumah tangga, mereka dapat mengubah tingkah laku konsumsi energi mereka secara
langsung, misalnya mematikan alat pemanas, dari perilaku tersebut juga dapat memberikan
keuntungan tersendiri, yaitu mengurangi biaya tagihan listrik. Pada kantor dan
pekerja pabrik mungkin tidak memiliki keleluasaan untuk mengontrol penggunaan
energi, seperti tidak dapat mematikan alat pemanas atau mereka tidak perlu membayar
tagihan penggunaan listrik. Konsumsi energi paling banyak dihasilkan pada sektor industri.
Tindakan
dengan tipe yang berbeda dapat digunakan untuk mempengaruhi penggunaan energi
dalam industri. Salah satu caranya
dengan kebijakan pemerintah, misalnya meningkatkan pajak pada proses yang
berhubungan dengan penggunaan listrik. Namun tindakan pencegahan juga tidak
akan berjalan dengan efisisen jika faktor meningkatnya penggunaan energi tidak
hanya dari penggunaan alat listrik perusahaan tetapi juga dari tingkah laku,
kebiasaan, dan praktek pada tempat kerja yang dilakukan secara individual. Tujuan
utama dari kasus ini adalah untuk membuat suatu design yang mampu meningkatkan
kepedulian pekerja pada penggunaan listrik mereka dan mampu mengubah kebiasaan
dalam penggunaan listrik.
Pada
artikel ini dipaparkan dua studi kasus tentang cara visualisasi penggunaan
energi pada sektor industri. Studi kasus yang pertama adalah the factory setting and WATT-LITE Prototype.
Pada studi ini informasi mengenai lingkungan kerja dikumpulkan melalui
pemberian kuisioner. Pada kuisioner tersebut hal yang ditanyakan mengenai
perilaku responden dan berhubungan dengan penggunaan listrik, baik konsumsi
listrik pribadi maupun konsumsi listrik pada tempat kerja mereka. Hasil dari penggalian informasi tersebut
digunakan untuk membangun sebuah prototype yang dinamakan watt-lite. Ide yang mendasari pembuatan watt lite prototype adalah membuat statistik energi lebih nyata,
membuat suatu visualisasi yang terbuka dan memiliki interaksi sosial.
Prototype ini berbentuk senter. Ukuran dari
sinar yang diproyeksikan oleh senter mengindikasikan konsumsi listrik perusahaan
yang dapat berubah seiring waktu. Jika lingkaran
cahaya kecil maka konsumsi listrik perusahaan rendah, jika lingkaran cahaya
besar maka konsumsi listrik perusahaan
tinggi. Terdapat tiga senter dalam watt
lite prototype, watt lite
berwarna abu-abu yang memancarkan cahaya putih menunjukkan pengukuran listrik real time setiap 30 detik. Senter yang
lainnya digunakan sebagai titik acuan untuk membandingkan ukuran dan penggunaan
lingkaran. Senter dengan cahaya biru dan kabel biru memvisualisasikan
penggunaan listrik yang rendah yang dikonsumsi selama sehari, sedangkan senter
dengan cahaya orange dan kabel orange memvisualisasikan penggunaan listrik
tinggi selama sehari. Dengan menggunakan tiga kombinasi warna yang berbeda,
konsumsi listrik real time (berwarna
putih) dapat dengan mudah dibandingkan dengan nilai dari cahaya orange dan
biru. Watt lite prototpye ini dapat
diletakkkan diberbagai tempat diperusahaan, penggunaan watt lite ini dapat memberikan informasi kepada pekerja mengenai
seberapa banyak penggunaan listrik dari suatu perusahaan.
Pada
studi kasus kedua mengenai OFFICE WORK
AND THE WATT-LITE TWIST PROBE. Studi kedua ini masih menggunakan prototype
berupa senter. Tujuannya adalah mendorong keterlibatan aktif dari penggunanya. Perbedaan
dengan studi pertama adalah senter ini memvisualisasikan penggunaan listrik
dengan menggunakan pie chart, jadi
apabila cahaya senter dipantulkan pada suatu bidang maka cahaya tersebut akan
menampilkan suatu diagram pie chart
yang merepresentasikan penggunaan listrik perusahaan dalam ukuran kWh. Ide dasar
yang mendasari pembuatan prototype studi ini sama dengan studi sebelumnya,
yaitu ingin membuat statistik energi lebih nyata dan membuat suatu prototype
yang terbuka dan mampu melakukan interaksi sosial. Apabila jumlah kWh listrik
rendah maka lingkaran yang terbentuk dari cahaya senter kecil, namun apabila
penggunaan kWh listrik besar maka akan terbentuk lingkaran besar dari cahaya
senter.
Kesimpulan
dari artikel ini adalah bahwa design atau prototype merupakan tentang membuat
suatu hal yang masuk akal dan berguna
bagi kehidupan. Adanya suatu bentuk
design visualisasi dari suatu masalah dapat memberikan manfaat kepada pengguna,
pada hal ini berhubungan dengan konsumsi listrik untuk perusahaan yang
merupakan salah satu sektor yang membutuhkan banyak konsumsi listrik untuk
kebutuhan produksi. Pengguna dapat mengetahui berapa besar konsumsi listrik
yang telah dipakai, dan dengan adanya informasi tersebut pengguna dapat
mengubah tingkah laku pemakaian listrik agar dapat menghemat biaya tagihan
penggunaan lustrik yang akan dibayar oleh suatu perusahaan. Namun pada akhirnya
suatu perusahaan masih harus berkompetisi dalam hal ekonomi yang artinya
penghematan penggunaan energi pada suatu perusahaan sangat sulit dilakukan
karena semua itu berhubungan dengan kegiatan produksi.
kajian yang dikomentari
1.http://shellafuribirumardika.blogspot.com/2015/06/experiencing-coincidence-during-digital.html
2.https://ramdhanpohan.wordpress.com/2015/06/21/collapse-informatics-and-practice-theory-method-and-design
3.http://larasaulia30.blogspot.com/2015/06/introduction-to-special-issue-on-theory.html